Minggu, 15 Maret 2020

Bocah Pejuang Subuh, Inspirasi Bagi Muslim Dewasa


Hingga tiga bulan terakhir, hampir setiap subuh saya menyaksikan bocah-bocah berteriak memanggil kawan yang lainnya berbondong-bondong ke Masjid Nurul Amin Bentengia. Sauqi, Oga, Ogi, Agus, Wandi, Ansar dan Tasya, anak sekolah yang masih berada di sekolah dasar (SD), mereka adalah bocah pelawan subuh.

Jarak antara rumah terbilang jauh, kurang lebih lima ratus meter. Ukuran Kampung menurut saya termasuk jauh. Mereka jalan sambil berteriak memaangggil kawan sebayanya. Dikampung saya (Balassuka,Gowa) antara rumah satu dengan yang lain begitu berjauhan, tidak jarang seusia mereka bahkan orang dewasa sekalipun takut melintasi setiap jalan dikarena sepih dan gelap.

Seusia mereka (Muslim), pemahaman tentang Kewajiban mendirikan Shalat sebagai ritual kepada sang Khalik, keutamaan shalat berjamaah di Masjid bisa dibilang masih sangat minim. Kesadaran religiutas sesungguhnya masih mengawan, dibandingkan muslim dewasa yang pada hakekatnya lebih dituntut memiliki kesadaran religiutas dibandingkan bocah-bocah.

Ditempat-tempat lain, sangat jarang seusia mereka mau dan berani melawan subuh. Ada banyak, namun hanya ditemukan ditempat tertentu sebutlah pesantren.

Mereka hadir di Masjid tanpa pengawalan orang tua, padahal orang tua mesti hadir menuntut dan mengawal anak-anaknya ikut berjamaah di Masjid. Salah seorang bocah pernah saya tanya, boacah yang paling tua diantara mereka, siapa kasi bangun? dia bilang Bapak. Kalau yang lain, siapa? Saya mendengar teriakan teman, kemudian saya bangun dan diikut dengan mereka, ungkap sibocah.

Berteriak seperti halnya jika bulan ramadhan (teriakan sahur), sampai akhirnya bocah yang mendengar teriakan ikut dan sama-sama jalan menuju Masjid dengan jarak kurang lebih lima ratus meter.

Antara rumah saya dengan mereka berdekatan, sayapun biasa dengar teriakannya. Kadang saya sudah bangun mereka berteriak, kadang juga belum. Kadang mereka lebih duluan sampai. Karena saya pake kendaraan, biasa saya temani dengan penerangan kendaraan ditengah kegelapan jalan. Salah satu diantara mereka kemudian Adzan jika waktu subuh telah tiba.

Mereka adalah bocah pelawan subuh, sesungguhnya inspiratif bagi muslim dewasa. Kesadaran religiutas mesti harus terbangun, paling tidak orang tua sebagai kiblat bagi anaknya. Jika anak shalat dirumah mesti orang tua shalat di Masjid, atau sekalian sama-sama berjamaah di Masjid.

Melawan subuh memang berat, semua orang termasuk muslim sudah bisa merasakan seperti apa. Padahal Jika diketahui keutamannya sangat luar biasa, Rasulullah Saw. membandingkan Shalat subuh berjamaah lebih baik dari pada dunia dan seisinya.

Wassalam, Ikhwan (Pukul 05.30 AM)

Selasa, 03 Maret 2020

Bedah buku season l, IPM Balassuka (Memahami Ideologi Muhammadiyah, HNS/2014)

Perkembangan Ideologi

Oleh, lkhwan.

Bermuhammadiyah, Sudahkah kita kenal paham keberislaman kita?

Bagi para kader dan Pimpinan Ortom, AUM dan Muhammadiyah sangat penting untuk diketahui mengenai pemikiran Islam. Kita orang Muhammadiyah tidak cukup hanya mengandalkan usaha-usaha pragmatis atau berjalan mengikuti dinamika hukum secara alamiah tanpa berpijak pada prinsip-prinsip gerakan yang bersifat Ideologis, jangan sampai kita mengatakan saya kader dan pimpinan Muhammadiyah tapi kemudian corak keislaman Kemuhammadiyahan jauh dari kultur keislaman Muhammadiyah yang selama ini terbangun secara ideologis. Kita mungkin kenal berbagai macam gerakan Islam seperti HTI, FPI, JT atau NU.

Berbagai macam gerakan Islam tersebut yang tergolong dalam Ormas, sudahkah kita memahami reorientasi gerakannya? Jangan-jangan, Aku Muhammadiyah tapi corak paham keislaman lebih kepada Ormas Islam lain? Apakah jargon Islam agamaku, Muhammadiyah gerakanku betul-betul tertanam dalam hati sanubari Pimpinan, ortom, AUM? Muhammadiyah tidak cukup pada simbol-simbol atribut primordial belaka, PDH, Batik, dan sebagainya.

Untuk menemukan jawaban tersebut, saya mengajak semua Pimpinan, ortom, AUM mengkaji Ideologi Muhammadiyah secara Komprenship, baik pada pusaran internal Muhammadiyah di Balassuka maupun pada kanca Nasional. Agar kedepan, arah pandang, keyakinan, dan cita-cita keberislaman lebih terarah melalui organisasi moderat ini.

Memahami Ideologi Muhammadiyah tidak cukup pada kegiatan-kegiatan praksis, lebih dari itu. Secara praksis dan teoritis harus jadi bagian dari corak Kemuhammadiyahan kita. Untuk memahaminya, harus disertai kajian-kajian ilmiah secara mendalam, baik dalam bentuk diskusi, baitul Arqam dan sebagainya.

Mari kita ikuti berbagai macam kontestasi pergulatan ideologi, Muhammadiyah saat ini berada dalam pusaran ideologi dan dinamika kehidupan masyarakat yang sangat kompleks.
Dinamika Gerakan Islam dan perkembangan Ilmu pengetahuan (teknologi) tidak lepas dari perkembangan Ideologi baik secara Global dan Nasional. Dalam konteks Ideologi, berbagai macam pemikiran yang muncul. Demikian terjadi akibat dari cara seseorang memberikan pandangan tentang kehidupan sosial, agama, politik dan sebagainya.

Sebelum dan setelah abad ke- 21 muncul berbagai macam pemikiran tentang Islam yang sering dikenal dengan (Neofundamentalisme dan Neoevivalisme), (Neomodernisme), dan ( Neotradisionalisme). 

Di Indonesia, setelah reformasi muncul kecenderungan baru. Perkembangan gerakan-gerakan Islam mutakhir menunjukan keragaman yang luar biasa yang tidak jarang saling berbenturan satu sama lain, pemikiran Islam yang dikenal Transnasional, oleh Haedar Nasir memberikan pemikiran ini lebih kepada revivalisme.

Terdapat tiga golongan pemikiran Islam mutakhir, yakni Neorevivalisme, Neomodernisme, dan Neotradisionalisme.

Pertama, Revivalisme merupakan bentuk baru yang muncul pada era mutakhir yang cenderung keras, bahkan radikal. Sebutlah gerakan, Salafi, Jamaah Tabligh, Hisbut Tahrir, FPI, yang oleh Haedar Nashir mengatakan cenderung bersifat keras, kaku dan eksklusif.

Kedua, Neomodernisme merupakan model dan orientasi baru. Kaum muslimin harus mengkaji dunia barat beserta gagasan-gagasannya secara objektif. Pemikiran ini mengkaji isu-isu yang berkembang secara demokratis, seperti HAM, pluralisme Agama dan sebagainya. Oleh Barton (1999), penekanan neomedernisme antara wawasan Islam Tradisional dengan penekanan Modernis dan rasionalitas dan ijtihad ( interpretasi individu dengan kitab suci) dengan pemikiran barat modern. Corak berpikirnya terbilang progresif.

Ketiga, Neotradisionalisme Islam merupakan bentuk baru dalam gerakan Islam Tradisionalisme. Pengkisaran ide-ide baru modernisme terhadap nilai-nilai spiritual lama jadi bagian dari corak berpikirnya. Oleh Haedar Nashir, menganggap pengkisaran terhadap tradisi. Pemikiran ini berusha mendekontrukis warisan-warisan budaya Islam klasik. Di Indonesia, pimikiran Abdurrahman Wahid, Farid Mas'uni merupakan gerbong pemikiran Islam neotradisionalisme, yang dikenal sebagai salah satu tokoh NU.

Dari ketiga corak pemikiran Islam diatas, paham keberislaman Muhammadiyah lebih kepada, apakah Neorevivalisme, Nemodernisme atau Neotradisionalisme?

Hal ini penting kita ketahui, karena dari ketiga pemikiran diatas memiliki paham, keyakinan dan cita-cita dalam menginterpretasikan Islam. Semuanya baik, karena gerakannnya adalah berdasarkan Al-Qur'an Sunnah (dakwah amar ma'ruf nahi mungkar), Namun secara Ideologi memiliki perbedaan.

Ketiganya semua berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah (dakwah amar ma'ruf nahi mungkar) tapi diantaranya ada yang memiliki identitas, identitas itulah yang membedakan yakni Gerakan Tajdid. Gerakan Tajdid ini dalam kanca Global dan Nasional telah dikenal pelopornya adalah Muhammadiyah, dan saya mengkategorikan masuk pada pemikiran Neomodernisme Islam. Oleh bahasa sekarang dikenal Islam berkemajuan. Islam berkemajuan (Tajdid, modernis, progresif) sering diidentikkan dengan Muhammadiyah.

Nuun Wal Qalami wamaa Yasthuruun, fastabiqul khaerat.
Wassalam, 09.40. Ahad, 16/2/2020.

Bedah Buku Season lll, IPM Balassuka (Memahami Ideologi Muhammadiyah,HNS/2014)

Konsep dan Subtansi Ideologi Muhammadiyah

oleh, Ikhwan.

Apakah Muhammadiyah itu suatu Ideologi? Jika benar, seperti apa ideologi Muhammadiyah? dengan Ideologi itu apakah Muhammadiyah tidak menjadi esklusif (tertutup)? Bagaimana menyikapi ideologi lain dalam dunia pergerakan khususnya dilingkungan Islam? Sejumlah pertanyaan tersebut sering muncul dilingkungan Muhammadiyah maupun diluar.

Sejak Tahun 1968 terdapat wacana tentang Ideologi,  ketika dalam Mukhtamar ke -37, tahun tersebut digagas pentingnya pembaruan dibidang Ideologi, Muhammadiyah waktu itu lebih memilih istilah "Keyakinan dan Cita-cita Hidup" . Dalam Tanwir tahun 1969 di Ponorogo kemudian lahir pemikiran resmi ideologi Muhammadiyah yang dikenal dengan "Matan Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah (MKCHM) inilah konsep Ideologi dalam Muhammadiyah yang sistematik, selain konsep Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yang dirumuskan tahun 1946.

Pada dasarnya terdapat rumusan Ideologi Muhammadiyah yang telah dirumuskan seperti yang terkandung dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup, Pedoman Hidup Islam warga Muhammadiyah, kepribadian Muhammadiyah, Khitta, Tafsir 12 Langkah dan berbagai Putusan-putusan resmi yang mengandung pikiran-pikiran strategis Muhammadiyah.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam tidak dapat dipisahkan dari Ideologi, yakni seperangkat paham tentang kehidupan dan strategi perjuangan untuk mewujudkan cita-citanya. Menurut K.H.M. Djindar Tamimy (1968), kelahiran Muhammadiyah melekat dengan "Ideologi", yakni Ide dan cita-cita tentang Islam yang melekat dalam pemikiran dan spirit gerakan dari K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.

Ideologi yaitu, " ajaran atau ilmu pengetahuan yang secara sistematis dan menyeluruh membahas mengenai gagasan, cara-cara, angan-angan atau gambaran dalam pikiran, untuk mendapatkan keyakinan mengenai hidup dan kehidupan yang benar dan tepat "

Dinyatakan pula bahwa Ideologi berarti "Keyakinan Hidup", yang mencakup.
1.Pandangan hidup
2.Tujuan hidup,dan
3. Ajaran dan cara yang dipergunakan untuk melaksanakan pandangan hidup dalam mencapai tujuan hidup tersebut" (PP Muhammadiyah, 1968: 6).

Dengan demikian, seperti apa subtansi Ideologi Muhammadiyah? Ideologi Muhammadiyah ialah "Sistem keyakinan, cita-cita, dan perjuangan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya". Adapun isi atau kandungan Ideologi Muhammadiyah tersebut ialah,
1.Paham Islam atau paham agama dalam Muhammadiyah
2. Hakekat Muhammadiyah sebagai gerakan Islam
3.Misi, fungsi, dan strategi perjuangan Muhammadiyah.

Ideologi Muhammadiyah bukan hanya sekedar seperangkat paham, atau pemikiran belaka, tapi juga teori dan startegi perjuangan.

Untuk lebih mendalami apa saja isi kandungan Ideologi Muhammadiyah, mari senantiasa mendaras secara komprensip berbagai macam pemikiran, langkah strategis tentang keyakinan, cita-cita dan pandangan Muhammadiyah.

Wassalam, Balassuka, (Gowa,02/03/2020).

Optimis Bangun Ekosistem Pertanian

Kemarin (19/07/24) saya bersama petani Milenial Tombolo Pao, Gowa, dalam kegiatan star up program YESS 2024 di BPP Kanreapia. Berbagai infor...