(Opinews)
Oleh : Muh. Ikhwan, (Aktivis IMM Cab. Gowa, PRM Balassuka)
Alhamdulillah jika makin banyak orang yang mau terlibat dengan program-program Muhammadiyah, terutama jika keterlibatan mereka memang ingin menyumbangkan Ilmu dan berbagai keahlian yang dimiliki. Muhammadiyah berterimakasih dengan adanya orang-orang seperti itu.
Keterlibatan mereka dalam program Muhammadiyah merupakan salah satu pokok bagaimana kemudian organisasi ini akan terlihat lebih dinamis tidak statis.
Menurut Ayahanda Prof.Dr. Haedar Nashir, M.Si (Ketum PPM), Muhammadiyah memiliki problem orientasi salah satunya karena adanya aktivis semata-mata berorientasi profesional atau proyek belaka, intinya ada uang ada jasa".
Konsep profesional dalam bermuhammadiyah tidak parsial hanya didasarkan pada prinsip ada uang ada jasa seperti yang diungkapkan diatas. Profesional juga bukan semata-mata menuju pada keahlian semata karena pengabdian disalah satu amal usaha. Menjadi seorang guru, tenaga medis dalam amal usaha membutuhkan keahlian atau ilmu dalam bekerja, mereka bekerja karena profesi dan keahlian.
Prinsip profesionalitas bermuhammadiyah tanpa diiringi dengan nilai-nilai ideologis akan melahirkan gerakan musiman dalam Muhammadiyah, gerakannnya dadakan dan tiba-tiba. Saya terbiasa merenung dan menyaksikan banyak dikalangan orang Muhammadiyah yang tidak sadar menjadikan organisasi ini layaknya seperti proyek yang memang urusannya adalah uang. Hitung-hitungan keahlian, dan pengabdian lalu kemudian menunggu hasil sesaat. Nanti bergerak jika ada imbalan.
Mereka tidak mau tahu dengan urusan-urusan, seluk- beluk organisasi yang secara universal menyentuh hajat orang banyak. Orientasi gerakan dan kultur Muhammadiyah yang telah terbangun teracuhkan. Mereka sering tidak memahami prinsip-prinsip, budaya, kebiasan-kebiasan dan mekanisme organisasi yang selama ini sebagai kekuatan dalam melakukan gerakan.
Gerakan musiman Muhammadiyah itu bersifat dadakan atau tiba-tiba. Tiba-tiba ingin bekerja, berjuang, berdakwah dalam bingkai organisasi. Kadangkala hilang dan seketika muncul, memiliki prinsip profesionalitas karena keahlian, ada uang ada jasa. Kata guru saya bermuhammadoe' (Ayahanda Abd.Hamid PRM Balassuka), Dalam istilah bugis Makassar Bermuhammadoe' adalah Bermuhammadiyah karena ada uang.
Orang bermuhammadoe' baginya adalah sekedar menggugurkan kewajiban sebagai tenaga profesional yang menjadikan uang adalah komponen pokok atau hal utama dalam setiap aktivitas Muhammadiyah. Padahal, ada komponen selain itu yang sangat fundamental yang harus ditanamkan pada setiap gerakan.
Kata Haedar Nashir (Dinamisasi Gerakan Muhammadiyah,Cet. 2015) "Bermuhammadiyah itu membutuhkan spirit, komitemen, tanggungjawab moralitas dan pengabdian yang menyatu pada prinsip ideologi gerakan".
Jika prinsip dan nilai ideologis terbangun kepada mereka yang hanya bergerak karena keahlian, musiman, profesi. Kemudian dengan dasar keikhlasan, paham mekanisme organisasi, in sha Allah problem Orientasi Muhammadiyah hari ini akan terbendung.
Karenanya siapapun mereka yang terlibat dalam aktivitas Muhammadiyah dituntut memahami ideologi, budaya dan sistem organisasi. Apakah dalam melaksankan program Muhammadiyah secara mandiri atau secara kerjasama.
Sistem organisasi mulai dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai pijakan utama dalam berbagai ketentuan yang dijalankan sejak didirikannya sampai sakarang. Sehingga sampai hari ini Muhammadiyah mampu berkiprah untuk kepentingan umat dan bangsa.
Namun, sekirnya masih dilakukan pembiaran gerakan musiman dalam bermuhammadiyah, hal ini justru akan melahirkan kemandekan, melemahkan dan membelokkan gerakan.
Fastabikul khaerat. Wassalam.
Gowa, 30/12/2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar