Rabu, 08 Mei 2019

Puasa Ramdhan diatas kepentingan, puasa religius atau puasa kultural


Puasa Ramdhan diatas kepentingan, puasa religius atau puasa kultural

Seseorang menjalankan puasa Ramdhan memiliki tujuan dan konsep yang berbeda-beda. Perbedaannya terletak pada kepentingan apa yang diinginkan pada bulan itu. Ada yang berpuasa karena kepentingan duniawi, ukhrawi atau kepentingan ilahiya.

Puasa diatas kepentingan duniawi diposisikan sebagai suatu metode atau cara dalam mendapatkan sesuatu. Pada hakikatnya puasa adalah menahan, menahan segala sesuatu yang dapat membatalkan syarat sahnya puasa. Secara sederhana, puasa diatas kepentingan duniawi selama satu bulan namanya menahan dari segala penderitaan dan kebahagiaan. Kata orang bijak, ingin bahagia, sukses, jaya, kaya, dan berpangkat harus bersusah susah dahulu dengan kata lain menahan segala penderitaan dan kebahagiaan hari ini. Salah satu bentuk penderitaan yang sangat populer adalah puasa. Inilah yang dimaksud dengan puasa diatas kepentingan duniawi.

Maka harus timbul kehati-hatian dalam berpuasa jika puasa hanya berorientasi pada kepentingan duniawi semata. Namun, tidak bisa dipungkiri ada segelintir orang berpuasa membiasakan puasa hanya terbatas pada kepentingan pribadi/duniawi.
Bukan hanya itu, ditempat-tempat tertentu ada orang berpuasa hanya dijadikan sebagai musiman. Tiba masuk satu Ramadhan mereka berlomba bepuasa namun dihari selanjutnya tiba-tiba apa yang dilombakan sebelumnya tiba-tiba hilang. Kalau dilihat, memang ada yang menjadikan puasa sebatas rutinitas yang harus dirawat karena tetangga misalnya aktif menjalankana puasa akhirnya kita melakukan hal yang sama. Maka sangat tepat bila kita berpuasa atau menahan penderitaan dan kebahagiaan diatas kepentingan duniawi.

Sementara puasa diatas kepentingan ukhrawi atau ilahiya tentu akan berorientasi pada konsep teologis atau religiutas. Berpuasa bukan atas dasar demi kejayaan duniawi akan tetapi berpasrah sepenuhnya kepada Allah dan merindukan kualitas takwa dan tauhid yang tertinggi. Sedemikian percayanya kita pada posisi kepentingan ukhrawi sehingga, kita sepasrah-pasrahnya membiarkan penderitaan dan kebahagiaan itu menjadi biasa-biasa saja.

Puasa diatas kepentingan Ukhrawi dan ilahiya tidak memandang suatu kepentingan, melainkan ruh supranatural dimunculkan dan dihadirkan yang kemudian diarahkan pada konsep puasa yang sesungguhnya.
Ditingkat ini termuat makna Al-ikhlas. Katakan bahwa Allah itu satu, bahwa Allah satu-satunya dihadapannya kita melebur dan lenyap. Dan itulah yang dimaksud dengan kesadaran Tauhid yang kemudian dihadapanya lebur dan lenyap semua kejayaan, pangkat dan harta.
Dengan demikian, orang dalam menjalankan puasa berbeda konsep dan tujuannya. Puasa Ramdhan itu puasa religius-teologis yang segala konsepnya ditentukan oleh Allah. Tapi, diam-diam ada yang mengubahnya dengan fungsi-fungsi tertentu yang berorientasi pada kepentingan pribadi dan duniawi, sehingga puasa kita hanya sebatas rutinitas atau puasa kultural.

Semoga dibulan puasa ini, kita betul-betul berpuasa sesuai dengan konsep puasa sehingga kita dapat meraih puncak dari pada keimanan yakni Takwa dihadapan Allah Swt. Aamiin

Muh. Ikhwan

Kamis, 02 Mei 2019




Momentum hari pendidikan 02/05 hari ini sebagai ajang untuk merefleksi aktivitas pendidikan anak bangsa. Berbagai diskursus yang dilakukan oleh kaum-kaum cendikia baik dalam ranah akademik dan organisasi. Kesemuanya ini membuat panggung diskusi dan mengangkat berbagai isu tentang pendidikan hari ini.
Aktivitas pelaku pendidikan yang berada pada panggung akademik ini mencoba kembali merefleksi nilai-nilai pendidikan yang sudah ada. Pada akhirnya, diskursus yang dilakukan mengambil kesimpulan bahwa mutu pendidikan dan kualitas pendidikan perlu ditingkatkan.
Sehingga untuk mendongkrak kualitas sumber daya manusia, tentu perlu memperbaiki kualitas pendidikannya. Bicara mengenai kualitas pendidikan, sejatinya Indonesia bisa kembali ke sistem pendidikan di luar jalur pendidikan formal.
Hal itu merujuk Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa "Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling memperkaya dan melengkapi".
Mereka yang tidak bisa mendapatkan pendidikan formal sebenarnya bisa mengambil alternatif pendidikan nonformal atau informal.
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang seperti kursus dan pelatihan.
Bagi saya, pendidikan yang berorientasi mencerdaskan anak bangsa seharusnya lebih banyak diarahkan pada pengutan pendidikan karakter dan moral. Diluar sana banyak yang ditempah diberbagai pendidkan formal yang rata-rata memiliki kapasitas keilmuan yang begitu tinggi. Namun tidak berkarakter dan moralitas yang cukup memperihatingkan.
Namun, hari ini banyak aktivitas pendidikan yang diabaikan oleh anaka bangsa. Termasuk pendidikan keluarga, sebagaimana pendidikan keluaraga adalah pendidikan pertama dan utama yang secara langsung nilai moral dapat ditranformasikan.
Saya terbetik dengan lirik lagu Mars Pendidikan keluarga yang diciptakan oleh Sinung Widodo
Pendidikan yang pertama dan utama
Pendidikan keluarga
Asah asih asuh anak kita
Agar jadi manusia seutuhnya
Berbudi pekerti luhur
Dan berakhlak mulia
Cerdas pintar dan berprestasi
Pendidikan keluarga
Mencerdaskan bangsa
Pendidikan keluarga
Harapan Indonesia jaya

Refelksi pendidikan keluarga dibangun atas dasar penanaman nilai dan karakter, agar anak didik menjadi manusia yang bermoral,cerdas dan berintegritas.

Rabu, 01 Mei 2019

Pondok Pesantren Darul Aqram Muhammadiyah Balassuka

Harapan Pimpinan Pondok, saat pembagian rapor Santriwan/ti Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Balassuka.

Penerimaan rapor santriwan/ti didampingi orangtua santri di Perguruan Muhammadiyah Balassuka Rabu, 01/05/2019.

Pembina Ponpes dihadapan orang tua santri, Abd.Rahman mengumumkan empat Santriwan/ti yang mendapat prestasi akademik mulai dari percakapan, menulis dan peningkatan hafalan Al-Qur'an.

Rahmayanti, Asrawati, Mufiha, dan Islamuddin. Mereka adalah Santriwan/ti yang memiliki prestasi hafalan tinggi dan percakapan bahasa Arab yang sangat bagus.

Saya melihat santri yang dibina memiliki potensi besar baik dalam kegiatan menulis dan bercakap tentang bahasa Arab ungkap Abd.Rahman.

Termasuk potensi kekuatan hafalannya sangat membanggakan, hal ini terlihat dari beberapa santri yang baru satu bulan sudah memiliki hafalan dua jus,lanjutnya.

Pimpinan Ponpes Abd. Malik, S.Sos.l,.MM berharap kepada orangtua santri agar memberikan dukungan secara maksimal.

Pembinaan pondok secara intens yang dilaksanakan sejak dua bulan terakhir, pimpinan pondok dihadapan orangtua meminta partisipasi secara materil   demi kebutuhan santri dipesantren.

Abd. Malik juga berharap kepada LP2M PW Muhammadiyah Sulawesi Selatan agar lebih memperhatikan perkembangan kegiatan pesantren

Sejak Rahmayanti masuk dipondok, bacaan Al-Qur'an semakin bagus dan ternyata sudah pintar menghafal ungkap P. Nunang orang tua santri.

Ibu Rumah tangga ini berharap agar pesantren ini bisa melahirkan santriwan/ti yang bisa membanggakan orangtuanya dan masyarakat ungkapnya.

Muh. Ikhwan (Humas Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Balassuka)

Optimis Bangun Ekosistem Pertanian

Kemarin (19/07/24) saya bersama petani Milenial Tombolo Pao, Gowa, dalam kegiatan star up program YESS 2024 di BPP Kanreapia. Berbagai infor...